Kamis, 19 Maret 2015

Thanks

Thanks

Aku yang berlari di tengah badai tiba2. Tanpa tau arahku kemana. Dari posisi yg membingungkan aku berdiri. Gadis kecil seperti ini terlihat masih sangat polos dengan sekitar. Masih merasa malas untuk berlari lagi. Terduduk saja melihat kanan kiri. Dari kejauhan senyuman itu datang menghampiri gadis kecil diriku. Menuntunku perlahan dengan hati yg selalu bersinar. Meski kadang2 aku berontak dan membuatnya terluka. Tapi kenapa?? Kau tidak memarahiku kau malah tersenyum. Apa ini tugasmu tapi ini terasa berat. Meski perlahan tapi itu pasti membuatku mengerti kemana arahnya. Masih di awal kau tinggalkan ku seorang diri. Dengan nasehat yg ku punya. Kau serahkanku pada yg lain karena tugas. Sama seperti sebelumnya yang satu ini mengajariku. Meskipun agak lebih cerewet dari sebelumnya.

Masih belum tau makna semua ini aku hanya mengikuti arus yg menuntunku. Kau menggenggam tanganku dengan lembut mengajari tentang jalan yg harus di lewati. Lelah?? Tidak ini seperti permainan yg selalu di inginkan. Aku masih bisa bebas sebebasnya meski harus kena omel olehmu. Tapi semua adalah metode. Metode menuju ujung sana. Aku sudah nyaman sekarang. Ingin selalu bermain tapi semua terhenti dan lagi harus tinggalkanku. Kenapa ganti setiap agak jauh dari yang awal. Katanya tingkatannya berbeda. Agak heran kenapa yang ini bawel suka ngatur dengan semuanya. Aku tidak bebas lagi. Semua permainan hanya terdiam. Positiv yang jadi dampaknya aku jadi makin tau kenapa?. Bahkan aku tau ini yang terbaik. Meski hanya tau persaingan terlihat baik. Aku masih bisa merendah karena aku malu. Kata2 yang kau lontarkan selalu jadi motivasi jadi lebih baik lagi. Mengajarkan pada diri ini bahwa berlari bukan hanya berlari tapi juga berfikir agar energi yg di habiskan sedikit. Aku sangat betah jadinya karena mu. Ingin selalu di sini. Tapi tahapannya hampir habis. Aku membawa pengajaran yg kau berikan dalam otak. Aku masih mengingatnya. Aku sekarang sedih harus berlanjut tapi tidak denganmu. Gadis kecil ini masih merasa sama meski berbeda. Semangat yang terasa sama seperti yang tadi. Bahkan terus berkembang. Suara lirihmu menyeru ke telingaku membuatku ingin tertawa geli. Kamu sangat lembut dan baik. Kamu menuntunku dengan perasaan. Kadang2 kau di abaikan tapi hasilnya tidak sia2 dengan pencapaian yg tinggi dariku. Itu sangat membanggakan bukan. Aku bisa melihatnya senyum yang bercahaya dari hatimu. Aku seperti tidak pernah terjatuh sampai tahap ini. Aku bahagia tapi ketika kau mengantarku sampai batas ini aku sedih. Aku tidak berlari lagi denganmu. Kita terpisah walau masih bisa menyapa. Aku terus berjalan meninggalkan batas itu. Menyusuri terus menjauh. Kali ini berbeda sangat berbeda. Sesuatu yang di ajarkan semula menjadi hilang bahkan seperti tidak di ajarkan. Selalu berontak. Dia menuntunku mencontohkan hal yang di ajarkan. Tapi aku diam2 pergi membiarkannya bicara sendiri. Aku sangat liar untuk saat itu. Seperti di pasar yang sangat bebas dan bising. Di saat ku tau kau terjatuh berkali2 membuatku merasa bersalah pada diriku. Sesak pada dadamu sulit mengucapkan apapun. Menjadi sulit menunjukan jalan untukku. Ada ma'af yang terucap dalam dada di sampaikan oleh angin. Daun yang menyilaukan menunjuk padaku. Mencoba menyeru tuk lihat ini. Akan jadi bangga meski tak seberapa. Pemalas, pengaduh, perusuh, juga brandal ada pada tahap ini. Tapi semua selesai dan berganti lembaran baru. Ah yang ini masih baru. Akupun baru melihatnya. Senyumnya begitu mudah untuk di buat baginya. Ketika harus menerimaku yang sangat buruk dari kemarin. Membuatnya mengajarkan dari awal. Jalannya tak selalu lurus tapi ada langkah yang di buatnya menjadi permainan. Mengajak dengan cara yang berbeda. Satu motivasi terucap setiap hari. Sampai sudut2 dunia bisa mendengarnya. Nyaman dan tawa ada setiap hari. Percik air pun jadi saksi betapa pedulinya engkau. Di siang yang terik sebuah tanggung jawab akan sesuatu tentang pembelajaran menjadi permainan. Meski kadang masih agak rewel tapi kau percaya rewel itu hanya permainan. Merasa lama sekali pada tahap ini. Katanya di tahap ini waktunya singkat. Pijakan kaki pada tanah menandakan semakin dekat pada ujung sana. Kerja keras, usaha, do'a menjadi hal yg biasa kita lakukan. Membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Hingga aku yang harus pergi menuju langkah yang lebih jauh. Aku tidak ingin melepaskan genggamanmu. Aku merasa tidak bisa menjalaninya denganmu. Susah, senang, sedih, gembira, ke egoisan, selalu ada kenapa hari ini aku di tuntut meninggalkanmu. Airmata yang mengalir bukan berarti engkau tak sayang dg memaksa melepaskan genggaman ini. Tapi engkau percaya tanpa engkau pun aku bisa melakukannya bahkan lebih baik dari . Aku hanya bisa mengucap terima kasih untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar