Minggu, 08 Februari 2015

CERPEN +Rasa Itu Membawaku Padamu

CERPEN +Rasa Itu Membawaku Padamu+
 Benci itulah kata yg sering ak ucapkan pada seorang cowok bernama Dafa yah dia sekelas denganku. Dan aku tania masih SMP kelas 3. Setiap hari tanpa kejailan dafa itu tidak mungkin selagi orangnya masih ada di dekatku. Sehingga aku sering berantem dengannya walau masalah sekecil apapun bagaikan kucing dan tikus.

Pagi ini aku datang terlambat ke sekolah aku tidur kemalaman karena banyak tugas sekolah jadinya agak kesiangan. Suasana sekolah sudah sepi mereka telah memasuki ruang kelas mereka masing2 untuk mengikuti pelajaran. Aku berlari menuju kelas di sana ada dafa yg bersiap di depan kelas sambil memegang sapu di tangannya "Heh.. Jam berapa nie?? Mikir dong, sekarang jadwal piket lho" sambil menyodorkan sapu tersebut "Ya emang kenapa? Masalah buat lho suka2 gue dong mau berangkat jam berapa, lagian kemaren gue udah piket" mendorong sapu padanya "Alahh.. bohong lho" "brisik lu" aku meninggalkan dafa di depan pintu. Dan duduk di samping tata temen dan pendengar setia curhat2ku. Aku meletakan tasku agak dengan raut wajah cemberut. Sontak hal tu membuat tata bertanya padaku "Kenapa lho?" "Biasa tuh si dafa, huh pengen banget gue nonjok muka songongnya" jawabu dengan ngotot sambil mengepalkan tanganku "Gila! Lu emang sehari aja gak berantem sama dafa tuh rasanya gak mungkin" "Ya gak tau ya dia duluan yang bikin gue benci sama dia" "ati2 lu tan ntar lu bisa2 kejebak suka sama dafa" "hah gak salah tuh.. Gak mungkin lah ta yg bener aja lhu" "Ya tu kan, waktu yg ngejawab tan" setelah itu pak dayat datang ke kelas menghentikan pembicaraanku dengan tata. Guru yg paling tegas dan mempesona di kelasku ini. Tapi kalo udah marah wahh langsung deh.. Yg gak kuat mental bisa2 nangis di tempat. Pelajaran sudah di mulai tapi dafa masih aja bahas soal tadi pagi. Dengan membicarakan pada teman sebangkunya. "Heh tadi si tania gak piket" dengan berbisik pada teman sebangkunya "Ya emang kenapa, masalah buat lho" "Gak piket, marah, haha" "Biasa aja lu aja yg anggep terlalu serius" "haha gak piket,, Cewek pemalas" "brisik lho daf" percekcokan antara kita terus berlanjut hingga pak dayat melihat, mendengar dan mulai risih dengan perkelahian adu mulut antara aku dengan dafa. Semua pasang mata di kelas hanya tertuju padaku dan dafa. Akhirnya pak dayat menyuruhku dan dafa mengisi spidol kelas yg habis ketika pelajaran. Aku berjalan menuju tempat pengisian spidol di dekat ruang guru masih terganggu oleh kata2 dafa yg mengejekku terus menerus adu mulutpun tak terhindarkan di sepanjang jalan. Sampai di tempat pengisian spidol hanya terlihat 1 botol tinta aku dengan dafa mengambil tinta tersebut secara bersama2 aku menatap mata dafa, begitu juga dia aku menghentikannya karena aku takut akan kata2 tata tadi "Gue duluan yang ambil" kataku padanya "Ok mana spidolnya yg mau di isi, gue aja yg ngisi" kita berjalan menuju kelas sampai di dekat kelas "gak gue aja yg ngisi" "gue aja tania" "gue aja dafa" kita berebut tinta dan akhirnya tinta tersebut tumpah mengotori seragam, tangan, dan wajah kita berdua sampai mengenai mataku rasanya perih sekali "Tuh kan kena, lho sih jadi kotor gini kan tuh kena mata gue, perih dafa" rintihku pada dafa "Ya ma.af sini gue brsi.in" dafa terlihat panik dengan melihat wajahku "ambil tisu aja di saku rok gue" "Ya" dafa mengambilnya lalu membersihkan mataku yg masih merem belum bisa melek, saat ku buka terlihat wajah dafa dengan jelas khawatir denganku lalu dia menatapku, jam istirahat sudah tiba semua teman2 keluar kelas dan mengagetkan kita berdua "Cie cie tikus ama kucing lagi asik pacaran to ampe kompak kotor2an tinta" kata tata. Suara tersebut menghentikan tatapan dafa dan meneruskan membersihkan wajahku "Apaan sih lho ta" jwbku lumayan marah tanpa senyum "udah gpp kan tania" dafa mendekatkan tubuhnya dan berbisik padaku aku hanya mengangguk "Apa kata gue pasti ada saatnya benci jadi cinta" jawab tata menasehatiku. Dan teman2 menyorakiku dg dafa "ehem..ehem.. Cie cie.. Suit suit" "mulai gila ya lho ta.. Kalian juga cie cie apaan liat nieh gue kena tinta" marahku pada mereka dengan sewotnya, kemudian dafa berbisik lagi "Udah tan gak usah di tanggepin" aku menatapnya lagi "Itu namanya tinta cinta hahaha.." semua kompak menyorakiku. Dafa memegang tanganku berniat membersihkannya dari tinta setelah teman2 pergi "kenapa gue jadi deg2an gni ya waktu dafa natap dan megang tangan gue.. Gila! Ini bener2 gila! Hah jangan sampe terjadi tuhan" ucapku dalam hti. Dafa masih membersihkan pakaian tangan dan wajahku begitu juga aku. Setelah selesai aku duduk di tempat dudukku ada tata juga di sana yg sedang makan makanan yg ia beli di kantin tadi. Aku hanya diam mengingat kejadian tadi yg tak pernah ku duga sebelumnya. Tiba2 dafa menghampiriku membawa air mineral "sorry tadi, nieh buat lho" aku menatap keheranan sambil memegang botol air mineral tersebut. "buat gue? Gak salah?" "ehem2" ejek tata. Aku menyenggol tata "diem lho" "awas tania awas ntar lho kejebak suka ama dia" bisiknya di telingaku. "jangan2 ada racunnya nieh?" ejekku pada dafa "Gila lho emang gue sejahat itu apa?" "Iya tuh tania di baikkin gak bersyukur lho huh" sambung tata menyenggol badanku "Iya iya gue trima nie minuman gitu aja repot" jawabku agak kesal. Kenapa si dafa tiba2 baik sama aku apa jangan2 dia ngerjain aku bikin aku GR kaya gini, gila! Kalo sampe terjadi. Sampe2 kejadian hari ini jadi topik pembicaraan utama temen2 sekelas. Dan keesokan harinya ada pelajaran sejarah dan tugas untuk mencari kutipan2 tambahan sejarah di perpus, agar cepat selesai bu guru mengharuskan 1 tugas untuk 2 orang. Kebetulan jumlah siswa di kelasku ada 32 laki2 dan perempuan jumlahnya sama jadi cowok sama cewek di gabung alias di pasangin kebetulan juga aku sama dafa. "Ya alloh kenapa dia lagi dia lagi kenapa harus dafa" ucapku sambil menghentakan kakiku ke lantai "Jodoh lu tu tan" "brisik lu ta" "pasti ntar dia bakalan nembak lho.. Lho terima gak tan" "ah gak tau deh.. Omongin lho lama2 ngaco" jawabku sambil mengacak2 rambut pendekku. Semua siswa bersiap ke perpus dafa juga mengajakku kesana dengan agak malesnya aku pergi kesana diapun menarik tanganku sampai perpus. Untung saja semua teman telah pergi kesana. Sampai di perpus aku duduk dan dafa mencari buku sejarah itu. Tanpa waktu lama ia kembali membawa buku di tangannya kemudian membacanya. Kursinya mendekat padaku menyodorkan buku itu padaku untuk kita baca berdua kemudian tangannya menunjuk suatu kalimat. "Gimana kalo ini kalimat pertamanya" aku yg masih agak heran dg perilaku dafa dan hanya diam tertegun "Hm.. Yg mana?" terkaget oleh dafa, kemudian ia memegang tanganku menunjuk suatu kalimat "Yang ini tania" aku dan dafa saling menatap huh.. Lumayan begitu lama dan hatiku berdebar sangat kencang hingga aku berkeringat "Aku belum pernah kaya gini.. Tuhan jangn tuhan" ucapku dalam hati. Lalu ada bolpoin jatuh menghentikan tatapan kita. Aku dan dafa berniat mengambilnya tanpa sengaja kita bertabrakan saat menengok ke bawah meja "Aduh.." ucap dafa kesakitan "Eh.. Maaf2 gak sengaja daf" ucapku sambil mengangkat kepalaku dan mengelus kepala dafa yang kesakitan "Gpp tania, ma.afin aku juga ya, ok lupain sekarang lanjut ngerjain tugas" Selama tugas kelompok itu aku memahami dafa lumayan detail memandang meresapi kata2nya.. Wah sungguh beda dari biasanya. Sepertinya aku mulai terjebak olehnya. sepulang sekolah aku berjalan sendiri perlahan bermaksud kembali ke rumah sementara tata pergi ke ruang guru terlebih dahulu. Aku juga terbiasa untuk pulang sendiri tidak di temani siapapun. Saat aku berjalan di tengah lapangan menyusuri jalan pulang ada dafa mendekat padaku. Bersamaan berjalan sambil memegang tanganku dan mendekatkan dirinya berbisik di telingaku "Tania lho mau gak jadi pacar gue" aku merasa kaget dengan hal tersebut dan mulai menjauhkan dirinya "hah apaan lho, gak usah bercanda sama gue" aku agak marah "Beneran tania gue gak bohong, diam2 gue suka sama lho, gue gak mau mendam perasaan gue terlalu lama, dan gue gak mau lho di milikin orang lain tania" jelas dafa sambil menatap aku dengan serius "Lho serius daf" "Iya tania, buat ngebuktiin gue harus ngapain buat lho cba??" "ulngin kata2 tadi buat gue sekeras2nya" aku yakin dafa gak bakal lakuin itu "Tania.. Gue suka sama lho.." aku kaget dan langsung menutup mulut dafa "kenapa tania" melepas tanganku yg menutupi mulutnya "gak usah di terusin gue tau maksud lho daf" "terus gimana" "Iya gue juga suka sama lho,, gue selalu deg2an kalo deket lho" "Ciee... Kita sama2 suka dan kita jadian" dafa langsung meluk aku. "haha.."Tata yg sedari tadi melihatku dengan dafa menghampiri dengan wajah herannya "Haha lho berdua emang aneh pacaran harus musuhan dulu" ucap tata "haha emang gini skenarionya syukurin aja" jawab dafa "Ya deh pinter kalian jawabnya, selamat ya buat couple baru" "ya ya thank you dear" jawabku dengan dafa. Pada akhirnya benci itu jadi cinta. Penuh bahagia dan nyata tak di buat2. Walaupun sering berantem. Tapi Semua itulah bagian dari hubungan yg ku jalani. Harus ada htai yg menerima ketika suasana begitu pelik di rasa. Sebuah komitmen dan kepercayaan adalah jawaban dari tiap permasalahan yg kami hadapi hingga menjadi tawa yg amat bahagia di rasa. #Semoga anda terhibur dengan imajinasi saya kali ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar