Kamis, 12 Februari 2015

CERPEN "Antara Kisah"

Antara kisah

Semua teman bersorak ketika ada dua nama cowok dan cewek yang di sebutkan pak guru. "Za... Dan Ve..." itu nama aku ve. Ahh aku di couplein sama pak guru cuma bo'ongan sih Tapi temen2 gak akan berhenti sampai di sini. Aku hanya tertawa mendengar itu. Hanya lelucon biasa tapi za langsung diem gak berkutik sama sekali. Semenjak kejadian itu harus selalu ku terima couple bo'ongan yaitu za. Tapi kenapa za gak pernah mau ngomong sama aku. Sama yang lain bisa kenapa aku gak. Pertanyaan tersebut selalu membayangiku aku kesal sendiri ketika omonganku di tinggal pergi oleh za tanpa bicara sedikitpun. Huh.. Aku ingin sekali mengungkapkan kekesalanku padanya. Ini bukan soal perasaan suka atau gimana tapi ini soal pertemanan.



Hari ini ada pengumuman di halamanan sekolah tentang penerimaan rapot besok hari jum'at. Barisannya sperti upacara 1 kelas cewek dan cowok 2 2 cowoak di sebelah kanan cewek. Kebetulan juga aku agak pendek di depan za juga pendek dia berdiri di sebelahku. Lagi dan lagi temen2 ngledek sorak2 sambil ketawa2. Aku sebel sama za dia cuma diem aja akhirnya dia menghadap dan menatapku. Kesempatan aku buat ngerjain za. Dia serius natapnya "klek" jari jempol dan tengahku bergesek. Za langsung pingsan jatuh ke badan ku. Semua temen cuma diem dan ketawa. "cie cie cie" sorak semua teman "apaan sih. Nieh liat za pingsan tau.. Siva, aji, pratama bantu gue cepetan berat nieh" temenku menghampiri za dan membawanya ke UKS. aku hanya tertawa. Semua teman khawatir termasuk tata temen CS ku. "heh, kenapa lho ketawa2 sendiri liat tuh papih pingsan" pertanyaan yang muncul dari mulut tata. Biasa tata manggil aku dengan za mamih papih. "haha.. Kenapa? Gak kenapa2 kok" jawabku salting dikit. "itu za kenapa? Kok bisa pingsan gitu" "ya bisa lah," tata terdiam sambil berfikir apa yang terjadi dengan za "itu gara2 gue, dia akan tetep pingsan kalo bukan gue yang bangunin," "gila! Lho ve kasian tau si za" jawabnya kaget "Lagian salah siapa dia kayak gitu ke gue, tapi ssst.. Lho jangan bilang siapa2 nanti gue pasti bangunin za kok" "iya iya"
Pengumuman selesai semua siswa kembali ke ruang kelasnya masing2. Ini hari bebas juga jadi bebas mau ngapain aja di kelas. Aku cuma duduk bareng di kelas sama temen2 bercerita sambil ketawa2. Dalam kesenangan itu aji dateng semua teman mengalihkan pandangan dan menghentikan pembicaraan. "gimana si za udah bangun belum" tanya tata pada aji "belum, masih merem tuh" jelasnya sambil lalu "hah.. Udah berapa jam gak bangun2" kaget amelia. Tata membisikkan sesuatu di telingaku. Ia selalu menyuruhku menghampiri dan membangunkan za. Tapi untuk kali ini aku berniat ke UKS. "Aji ada siapa aja di UKS" tanyaku padanya "cuma david sama siva kayaknya" jelas aji sambil duduk di pojokan sana "Ok ta" ucapku pada tata. Kita berdua pergi ke UKS setelah sampai sama seperti yang di katakan aji tadi ada 2 orang yang menjaga dan za masih pingsan. "Assalamu'alaikum" salamku stelah pintu itu berhasil ku buka dan perlahan masuk ke dalam. "wa'alaikum salam" jawab mereka kompak "za udah baikan belum" tanyaku basa basi "belum tuh liat aja" jawab siva "Ehh.. Lho bisa keluar gak, nieh mamih gue pengen ketemu sama papihnye" perintah tata dengan tawa gelinya "Ehem.. Iya" mereka berjalan keluar dan pergi meninggalkan aku, tata dan za. "ve cepet bangunin za" perintah tata padaku "iya tata, segitu amat sama za" jawabku di barengi ketawa kecil "Kan kasihan couple lho pingsan kaya gini" "iya ta". Aku meraih dan memegang tangan za yang dingin itu. Lalu membisikan di telinga za dengan mengelus tangan za "Za.. Za.. Za" dengan perlahan mata za mulai terbuka. Tanganku sudah ku lepaskan darinya. Dia menatapku dengan begitu misteriusnya. "Kenapa lho! Gak usah khawatir ini gue yang ngelakuin. Ini balesan buat lho yang udah macem2 sama gue dan gue gak suka liat kelakuan yang gak karuan dari lho dan berhenti dari kebiasaan buruk lho mulai sekarang atau lho dapet kaya gini lagi nanti" ekspresi kekesalanku pada za, tata dan za cuma diem melihat kelakuanku ini. Dengan penuh kesadaran za tiba2 meluk aku dengan rengekannya itu aku cuma diem aja sedangkan tata ketawa2 mulu. "Ehmm.. Ehmm.. Ehmm" singgung tata padaku "ssst.. Diem lho" jawabku lirih. "Ve gue tadi kenapa? Kok gue ngerasa tadi gue duduk berdua sama lho tapi cuma diem2an doang" ungkap za dengan lemas "Ya iyalah tadi lho pingsan, lagian di dunia nyata kita juga kaya gitu kan" jawabku ketus. "Ta kita balik kekelas" aku pergi tanpa pamit meninggalkan za sendiri. "Iya, gue ke kelas dulu ya tuh mamih ninggalin gue, dahh.. Mih tungguin" tata berlari mengejarku yang berjalan agak jauh dari UKS. Tata mengagetkanku dari belakang. Dia juga agak bingung dengan perilaku za "Ve tadi za meluk lho,, gila banget gak kebayang gue.." "Iya ya.. Aneh, tapi lho jangan bilang siapa2 ta" jawabku sambil brjalan. Tata hanya mengangguk meyakinkan. Aku mengajak tata ke kantin buat lari dari ejekan teman2 di klas. Kita duduk sambil minum jus jeruk yang ku beli tadi. Sepertinya aku masih memikirkan kejadian za yang meluk aku. Masih mencari-cari jawaban yang tepat di dalam otakku. Tapi kenapa aku merasa kesal dengan diriku sendiri. Apa mungkin aku mulai menyukai couple bo'onganku itu. "Ve kayaknya za mulai suka sama lho" ucap tata menerobos khayalanku "mana mungkin ta" jawabku agak kecewa "tadi aja za meluk lho di UKS" aku hanya terdiam memikirkan hal itu lagi. "tapi kalo lho sama za jadi couple beneran pasti gue setujuin, cocok juga lho sama za" sambung tata. "Hmm.. Gitu ya" jawabku datar. "Ve besok minggu jogging yuk di sekitar taman aja" "boleh juga, udah lama gak jogging". Aku dan tata pergi meninggalkan kantin menuju kelas dan berniat pulang. Aku biasa pulang sendiri naik sepeda sedang tata di jemput sama kakaknya. Parkiran ini masih penuh dengan sepeda siswa yang belajar di sni. Sepedaku susah jika akan keluar. Tanganku bermain lagi "klek" waktu terhenti sementara. Ku ayunkan tanganku sepedaku terbang menghampiri ayunan tanganku dan tiba di depanku. "klek" waktu yang terhenti berjalan seperti semula. Aku kayuh sepeda gunungku dan pergi untuk pulang ke rumah. Hah semua begitu mudah dengan semua yang kulakukan tapi tidak dengan kehidupan asliku jika orang lain mengetahuinya. Menikmati hidup ini saja seperti sepeda yang terus berjalan karenaku.

Minggu pagi ini ku luangkan waktu liburan untuk jogging bersama tata. Jogging track yang ku lalui Hanya di sekitar taman tidak terlalu jauh. Ramai orang ke sini tapi rata2 mereka hanya ingin kencan atau kumpul dengan teman mereka jika jogging masih sangat sulit di temui. Mungkin mereka malas atau malu seperti yang kulakukan dengan tata. Sudah lumayan lama jogging masih berjalan dan terduduk karena lelah. Di sekitar orang yang datang ke taman aku dan tata duduk di sekitar pohn ini. Sambil melepas lelah ku putar musik dari ponselku. Kali ini tidak dengan handseat karena aku mendengarnya tidak untukku sendiri melainkan dengan tata. "Huh.. Panas banget sih hari ini" eluh tata sambil mengipas badannya yang berkeringat dengan tangannya. "Ahh.. Kebiasaan ngeluh lho ta" sambil ku letakkan kaki kananku ke kaki kiri. "Beneran ve, gila lho gak ngerasa kepanasan kayak gini" melanjutkan menengokku. "Iya iya ta"
Tata menepuk pundakku aku yang sedang asik menatap ponselku. "Ve ve" semakin keras karena aku tidak mempedulikannya. Semakin lama aku kesal karena menepukku semakin keras dengan menyebut2 namaku ve "Apa sih ta.. Brisik banget lho" aku mengalihkan pandanganku ke atas. Oh ternyata za "papih mih". Aku masih bingung dengan keadaan ini. Hanya melihatnya yang sedang berdiri tepat di depanku dengan penuh keheranan. "Ehh.. Za lho ngapain ke sini" tata menerobos lamunanku. Aku kembali menatap ponselku. Entah kenapa aku masih kesal dengan sikap za kepadaku. Sibuk dengan ponselku sendiri aku membiarkannya mati kata di sini. "Gak ngapa ngapain ta, cuma kebetulan mau main ke sini, ternyata udah rame kaya gini" jawab za masih dalam posisinya. "Emm.. Gitu, Duduk dulu sini, mau di mna? samping ve atau aku, samping ve aja ya za" tata mempersilahkan za duduk di tengah antara aku dengan tata. Mereka ngobrol santai lumayan lama dan lumayan lama juga aku bosan bermain dengan ponselku. Aku berniat memainkan jariku lagi dan "klek" waktu terhenti semua orang diam seperti patung di sini begitu juga za dan tata yang tak mempedulikanku lagi saat ini. "Ahh.. Pegel gue pura2 sibuk sama ponsel gue sendiri" aku melemaskan semua badanku yang pegal ini. Aku melihat za diam yang ternyata sedang melihatku. "Ehh.. Ngapain lho liat2 pegel gue tau gara2 lho huh" aku seperti orang gila yang bicara pada orang yang tidak sadar ini. Kegilaanku tiba2 hening seketika. "Za.. Apa lho suka sama gue, apa hanya gue yang merasa ini semua za, gue gak tau pasti tentang perasaan lho, dengan semua kebetulan yang kita rasakan, apa itu kurang membuktikan? Za tatapan lho tuh beda dari yang lain seperti menyimpan sejuta keanehan, kenapa za kalo lho suka lho gak bilang ke gue bahkan sikap lho di depan temen2 seolah2 lho benci banget ke gue sampe2 lho ngrendahin gue tanpa perasaan bersalah sedikitpun dari wajah lho, lho cuma ketawa aja za kenapa?? Za kalo hari ini gue suka sama lho gimana za.." aku menatap za dengan begitu serius sampai aku merasa kesal dengan diriku sendiri. Aku menenangkan diriku terlebih dahulu lalu "klek" semua kembali seperti semula begitu juga aku yang masih dengan ponsel ini. Za tiba2 merangkulku lewat senderan bangku ini. "Ve lho gak bosen apa mainan ponsel mulu" "brisik lho, lepasin tangn lho dari gue sekarang!!" za mulai melepaskan tangannya dan diam. "Ve lho jahat banget sih, sabar ya za" sambung tata tiba2. Aku hanya diam dengan ponselku tidak mempedulikan ucapan tata. Langit mulai mendung tanpa di duga Hujan mulai turun perlahan lahan kumatikan ponselku dan mulai memandang titik2 air ini. "Yah, hujan nieh" ucap za menengadahkan tangannya pada hujan "iya nieh" jawab tata ringan "ke kafe aja yuk ngadem bentar" ajak za padaku dan tata, aku hampir mengatakan tidak tapi tata mendahuluiku "ok za" "kalo ve gimana mau gak?" menghadapkan wajahnya padaku, lagi tata yang menjawabnya "ve pasti mau za, ayo cepetan entar kita kehujanan di sini kalo lama2" tata menarik tanganku sambil berlari kecil mengikuti alur jalan za yang berjalan duluan wajahku masih agak kesal dengan ini tapi ya sudahlah ini lumayan baik juga. Akhirnya kita Sampai di depan pintu kafe yang perlahan terbuka. Za mempersilahkan aku dengan tata duduk dan dia mengambil pesanan untuk kita berdua. Za kembali dari meja pesanan "tada... Biar gak dingin minum kopi aja ya" kata2 za dengan wajah karismatiknya "kebetulan nieh ve suka banget sama kopi" ujar tata sembari membantu za menurunkan pesanannya ke meja kita "kalo gitu sama dong kaya gue" ujarnya lagi sambil duduk. Aku mulai meminumnya secara perlahan tanpa izin pada mereka "mungkin udah jodoh kali" aku terkaget dengan kata2 tata membuat kopi yang ku minum mampir di mukaku ini "tata!!! Jodoh di tangan tuhan bukan di tangan lho ta". Tata dan za hanya tertawa dengan yang kulakukan tanpa ku sadari apa yg terjadi dg wajahku ini "tenang aja ve, tata ini dia kan emang lebay" ujar za sembari membersihkan wajahku dengan tisu di hiasi tawa manisnya. "gila!! Dada gue mulai sesak nieh, gimana nanti kalo gue suka sama dia, ketawanya manis banget" kicau ku dalam hati. "haha.. Ve udah ke pancing, jangan2....."  tata meledekku lagi "tata!!" "ta udah dong kasian ve" "cieee.. Di belain pasti bentar lagi... iya deh papih" "kenapa papih ta" "iya tuh tata manggil gue juga mamih, gesyrek dia emang"
Semua obrolan yang di selangi canda mulai menyatu mendekatkan kita. Aku yang tidak pernah ngobrol dengan cueknya za hari ini bisa terjadi. Ternyata dia asik juga. Tanpa ku sadari juga baik. Sangat berbeda dengan pribadinya yang selama ini ku kenal. Tata selalu menjadi jembatan antara aku dengan za. Dia sangat menginginkanku jadian dengan za. Gak tau kenapa dia gitu. Katanya aku sama za cocok buat jadi couple katanya juga kalo jadi couple beneran pasti jadi couple favorit di sekolah. Hemm, aku mulai berfikir apa iya aku akan menjadi couplenya. Hujan di luar sana masih belum reda kita juga belum berhenti bercanda. Walaupun aku sering di buat kesal oleh tata tapi ini menyenangkan di temani iringan melodi2 indah dari sang pemusik. Za juga mulai tanya2 soalku. Yess, ku ucap dalam hati ini berarti dia mulai suka padaku yg kuharap. Tapi aku tak memunculkan sikap bahagiaku padanya bahkan menjawbnya dengan jutek. Za menghentikan Di tengah bercandaan antara kita "Ehh.. Besok valentine ya?" "oh iya ya" jawab tata "kalian ada acara gak besok" tanya za "gak ada kayaknya za" jawab tata lagi "besok main2 yuk kumpul2 gitu mumpung liburan" ajak za padaku dan tata "boleh juga za" "kalo ve mau gak, pasti mau dong" tanya za sambil meledekku "kalo nggak gimana" "yah gak seru dong ve" ujarnya lemas "iya ve ikut ya" rayu tata padaku "iya gue mau kok' hehe". Sepertinya za cukup puas dengan jawabanku dari raut wajahnya yang tersenyum senyum mulu dari tadi. Mentari mulai datang menghempas awan hitam dengan sinarnya. hujan mulai kehabisan energinya mengeluarkan air di dalamnya. kita menghentikan kebersamaan untuk hari ini. Aku pulang dengan tata di antar za dengan sepeda motor andalannya.

Tepat tanggal 13 februari 2015 aku berangkat seperti biasa ke sekolah. di depan pintu gerbang ada tata yang menungguku. kita berdua pergi ke kelas bersama. kita duduk satu bangku aku kiri tata kanan. bel berbunyi semua siswa masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. tanpa ku sadari ada sekotak coklat berbentuk 2 kelinci dan bunga. "ta dari siapa nieh" tanyaku dengan bingung pada tata "Gak tau, liat aja tuh ada suratnya" jawab tata dengan senyumnya ~AKU SEPERTI LOLYPOP LOVE~ "gak ada namanya ta" "hemm, tapi romantis juga dia, haha" aku hanya tersenyum tersipu malu "cieee.. keberuntungan lho ta" "hehe~ yang udah ngasih makasih banget" aku menyimpannya di tas kesayanganku. aku melihat za yang ku pikir dia yang memberi ini tapi tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. yang ku pikir tadi ku batalkan dan lanjut ke pelajaran hari ini.

Ada janji malam ini buat hangout bareng. aku masih menunggu tata di kamarnya. dia dandan lama banget. bisa di maklumin sih dia kan agak feminim jadi lama sedang aku biasa aja cuma pake celana jeans, kemeja, sepatu sneakers, dan rambut panjang di gerai tapi itu terlihat gak terlalu feminim menurutku. ku lihat jamku lagi sambil menghitung detik detiknya berjalan. "tata lho lama banget sih dandannya" ucapku kesal "iya ve bentar lagi" jawabnya sambil menorehkan lipstik tipis di bibirnya "Iyuhhh..." ekspresiku agak jijik "biar cantik ve" "trsrah!!" "ya udah ayo.. Entar telat lagi" ajaknya sembari meletakan tas kecil di bahunya dan bergegas pergi "heran gue yang nunggu siapa yang di tunggu siapa ~hadeuh bomat lah~"
Akhirnya sampe juga di kafe ini lagi. terlihat za yang udah nunggu dari tadi kayaknya. sambil melambaikan tangan kita menghampiri za, za menengok ke sini dan mulai berdiri menyambut kita berdua. pandangan za hanya tertuju padaku kali ini dengan heran. "sorry ya lama" ujar tata minta ma.af pada za. tapi omongannya gak di respon sama dia, aku denganya masih asik tatapan sedang tata mulai menggoda dengan melambai lambaikan tangannya padaku dengan za. "cieee, udah mulai niehh" ganggunya sambil menepukkan tangannya pada pundak kita berdua. "Ehh, iya ta baru jam 9 ini mau sampe tengah malem kan" jawabnya kaget "hah.. gak salah za" komentarku pada nya dengan heran "iya.. mau ya!! please" "ok! tapi jangan bikin kita bosen di sini" sambung tata "Iya, entar juga jalan2 ke taman main2 ok!" "ok! lah" jawab tata ringan. kita duduk bersama sambil minum kopi di tengah hempasan udara malam. kita juga ke taman main sepatu roda bareng yang saat itu aku gak bisa main dan tata selalu mengejekku. tapi za berusaha bantuin ngajarin aku main walaupun sering jatoh juga. seru banget waktu udah jalan tapi akhirnya jatoh dan aku cuma ketawa lepas dengan za. sedang tata main2 sendiri sambil mengicaukan ledekannya. tanganku selalu di pgang za agar tidak jatuh lagi sambil perlahan lahan berjalan di atas sepatu roda ini. "za susah" eluhku padanya "kamu pasti bsa ve" dukungannya padaku. sampai akhirnya za melepaskan tangannya dan pergi agak jauh dan berhenti agarku dapat mengejarnya. ku mulai percaya diri menghmpiri za menggunakan sepatu roda. sedikit lagi sampai tapi tiba2 semua tak terkendali dan aku jatuh di tangkap za. "hati2 ve" "iya za makasih". "cieee... makin romantis aja nieh" kicau tata dengan sepatu rodanya berjalan sambil lalu. aku dengan za cuma tertawa kecil. za menengok jam yang melingkar di tangannya "hmm, berhenti yuk mainnya bentar lagi jam 12 malem kembang apinya pasti udah mau meledak" "iya deh capek" jawabku sambil di tuntun za ke tengah taman. "tata berhenti dulu udah mau valentine" ajak za dari kejauhan "iya iya". kita duduk di taman sambil menunggu detik2 valentine. suasana agak hening dan za mulai membuka tasnya mengeluarkan isinya. "Nieh ta ada hadiah valentine buat lho" sambil menyodorkannya pada tata "makasih za" ucapan tata sambil membuka hadiahnya. za hanya mengangguk. dia mulai mendekat padaku membawa sesuatu di tangannya. "Ve buat malem ini gue punya permintaan sama lho" kata2 yang mulai serius "apa?" jawabku "gue boleh gak suka sama lho" ak hanya diam "andaikan lho mau jadi pacar gue pasti gue seneng banget deh ve" "emm.." gerak gerikku sambil mikir2 "nieh buat ve" sembari menyodorkan semua yang ada di tangannya padaku. "bunga, kotak hadiah" sambil ku buka "antara kita dan gambrnya 2 kelinci berarti tadi za" ucapku dalam hati membaca tulisan di kotak itu aku mengambil hadiah di dalamnya sebuah coklat dan buku diary "diary siapa za" tanyaku padanya "punya gue, di situ ada cerita hidup gue dan lho" aku tercengang kali ini. ku pikir dia benar2 percaya pada perasaannya tentangku. ku letakan semua hadiah dan mulai ku peluk za. "za.. gue percaya sama perasaan lho sama gue, gue juga suka sama lho za dada ini sesak di saat sma lho.. za gue mau jadi pacar lho" ungkap semua perasaanku padanya "Makasih ve lho udah percaya sama gue kali ini, gue bener2 sayang sama lho" balas za dengan senyum manisnya. tiba2 kembang api itu sudah meledak di langit kita. "Cieee.. udah jadi couple resmi, kalian cocok banget swear! kalian juga romantis banget, gue berasa ngeliat drama" ungkap tata bahagia "lebay nieh tata" jawab za "beneran za, gue bahagia kaya kembang api itu yang indah seindah cinta kalian" kicaunya lagi "haha" aku dengan za hanya tertawa kecil "gue foto ya mau gue masukin sosmed" "malu lah" jawabku "hush.. ini kabar bahagia harus di kabarin ke temen2, cepetan yang romantis dong" suruhnya dengan kamera yang berhasil mengambil gambarku dengan za yang agak narsis dikit "Mulai gue upload, emm.. 'selamat buat sahabat gue yang udah resmi jadian sama za pas banget di hari valentine, bahagia deh' ah udah" ocehnya sambil upload foto itu. aku masih bahagia sama za dengan baca2 diarynya za sambil ketawa2 sedang tata sibuk sama ponselnya. "Ehh.. ada komen bagus nieh, katanya ~cieee... selamet ya! emang cocok banget kalian berdua, ve itu cantik banget kalo di gerai rambutnya dan za keren kalian couple romantis banget~ ada lagi ~ve itu lho udah di tunggu2 couple resminya dari dulu baru sekarang di resmiin~ lagi nieh yang bagus ~si tomboy ve agak feminim kalo di gerai rambutnya, cantik, za juga beda banget ekspresinya kalo deket ve~" jelas tata pada kita berdua "lebay semua.. Alay" gerutuku "biasa aja lah.. Lho aja yang sensi sama hal beginian" Jawab tata. "bomat lah, eh za pasti kamu yang ngasih ini " ku sodorkan hadiah tadi pagi itu "iya" jawab za masih teramat bahagia dengan kejadian hari ini "maksud lolypop love apa dong" "oh itu, aku suka sama seseorang tapi gak bisa di deteksi kaya aku ke kamu" "emang iya juga sih" udah lama juga ada di tempat ini waktunya pulang diantar sama za. hari yang tak pernah terduga sebelumnya dari pikiranku. Semua terjadi begitu saja hingga mata ini mulai memejamkannya melukis hari ini dalam mimpi.

Sekolah pagi ini mungkin terasa berbeda dengan status baruku. Aku masih berangkat dengan sepeda kesayanganku. Sebenernya di ajak za buat berangkat bareng. Tapi aku gak mau soalnya masih malu kan baru beberapa jam jadian. Za udah nungguin di depan gerbang biasanya tata tapi tata gak ada. Aku pergi ke ruang kelas bareng za. Tanpa di duga setiap kita lewat semua bersorak dengan kedatangan kita dan sesuatu yang paling meriah waktu mau masuk kelas semua menyebarkan potongan kertas dengan gembira dan memberikan bunga mawar pada kita berdua sampai kedua tangan kita penuh dengan bunga mawar "Selamat... Couple baru.. Dan selamat hari valentine.. Longlast ya.. Yeee..." sorak semua teman sekelas sampe ada yang nonton dari luar. "Terima kasih semua" Ungkapku pada semua teman yg tak bisa di ungkap dalam kata2. "Cieee... Lagi berbunga bunga nie" cletuk tata "Ah tata biasa" jawab za singkat. Semua terlihat bahagia pada hari ini. Sayup2 mata angin menggembirakan hari ini. Sudut2 ruangan bernyanyi pagi di temani hangatnya mentari. Dalam senyuman menyimpan sejuta kebahagiaan dalam dada. Terbingkai dalam mimpi mimpi yang terlukis dari kisah antara kita yang terjalin mulai hari ini. Dari bunga yang berjatuhan di sana dari rasa yang tak pernah terdeteksi sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar